Bersosialisasi tanpa Menyertakan Perut Masing – Masing

15 Oct

Okeeh untuk kali ini aku ingin membahas tentang pelopor dasar tentang kehidupan,dimana pelopor yang dimaksud adalah Manusia. Mengapa aku menyebut manusia sebagai pelopor jalannya kehidupan ? yup bener..!! dari sekian banyak jenis tetang apa yang ada dimuka bumi ini, sebenernya penggerak dari berlangsungnya proses kehidupan tiap harinya adalah manusia. Jangan lupa kita kita ini adalah mahluk paling sempurna dimuka bumi ini, dimana Sang Pencipta telah menyelipkan benda sebesar 2 kepal tangan manusia di kepala kita sebagai pusat keputusan,pusat kita berpikir dari semua hal yang kita lakukan tiap mili detiknya. Benda yang dimaksut adalah otak, maka dari itu bersyukurlah bagi kalian (termasuk aku juga)  yang memiliki otak normal, karena masih banyak diluar sana yang memiliki otak yang tidak berfungsi baik seperti kita.

Otak tiap masing masing kepala jelas berbeda, bagaimana dia melaksanakan tugasnya yaitu berpikir dalam menanggapi sesuatu pun berbeda – beda setiap kepala. Bahasa kerennya atau para ahli biasa menyebutnya Diferensiasi,  Mengapa diferensiasi tersebut ada ?? keberadaan diferensiasi itu sendiri mempunyai banyak faktor,diantaranya adalah :

  • Bahasa
  • Agama
  • Suku
  • Adat
  • Kebiasaan
  • Paham – Paham Hukum
  • Ilmu Pengetahuan, dan lain sebagainya.

Terus, kenapa harus ada hal seperti itu ?? heii kawan !! bisakah kalian bayangkan betapa MEMBOSANKANNYA hidup kalian jika tak ada hal tersebut ??

Sebagai contoh illustrasi sedikit dan sangat sederhana jika semua manusia tak memiliki perbedaan adalah sbb :

Jika semua sama, ini laptop (tempat aku oret – oret blogku ini) kapan terwujudnya ? kapan terbentuknya fiture semakin canggih di setiap type laptop yang terrealisasi kalau bukan dari pemikiran lebih dari 1 orang dalam suatu Musyawarah / rapat dalam hal pembahasan menciptakan laptop tersebut. Sadarlah ketika musyarah tak mungkin setiap orang berpikir sama,oleh karena itu terbentuklah teknologi yang sangat canggih – canggih buah pemikiran, buah pendapat dari lebih dari 1 orang. Bener ga ??

So.. kesimpulannya setiap manusia yang ada dimuka bumi hidup saling bergantungan, tak bisa hidup individual. Untuk mencapai kehidupan yang seimbang, dibutuhkan kerja sama antar manusia yang ahli dibidangnya masing – masing, tak hanya dalam satu aspek, melainkan di segala aspek.

Jika sampai detik ini ada diantara kawan – kawan pelopor masa depan masih berpikir individual, maka matilah kauu ..!! dan silahkan anda hidup dihutan, hehehe. Karena sadarlah kalian semua,bahwa kita tak akan bisa hidup tanpa ada orang lain disekitar kita. Pak SBY tak akan jadi presiden jika tak ada orang yang mendukungnya, hehe benar kan ?

Oleh karena itu kenapa dalam pembelajaran kewarganegaraan (PPKN atau PKN) yang pertamakali diberikan saat SD kelas 1 babnya meliputi :

  1. Tenggang Rasa
  2. Jeleknya Sifat Acuh tak Acuh
  3. Tolong Menolong
  4. Saling Menghormati, dll

Pernah terbesit kah dalam pikiran anda bahwa semua bab sejak kelas 1 SD sampai 6 SD sebenarnya mirip mirip yang dibahas, intinya adalah Kehidupan Bermasyarakat. Pemerintah ingin kita semua belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sejak dini,karena hal tersebut akan menghilangkan sifat ego setiap manusia, dan akan sangat bermanfaat apabila setiap orang tak memikirkan Perutnya masing masing terlebih dahulu dan menjungjung tinggi keperluan orang lain dan negara. Itulah tujuan sebenarnya kenapa bersosialisasi diajarkan sejak dini, jika hal tersebut terrealisasi, maka kehidupan Indonesia tidak se-sengsara seperti ini. Karena menurutku pribadi hal tersebut belum sama sekali ter-realisasikan, aku tidak tau apakah saat diajarkan materi tersebut Para Koruptor masa kecilnya tidur di kelas sehingga tidak pernah sama sekali mengecap BAB kewarganegaraan dari SD kelas 1 – 6 yang notabene sebagai akar kewarganegaraan selanjutnya.

Aku berharap mereka semua menempuh pendidikan kewarganegaraan sekali lagi saat SD dan tidak boleh mengedipkan mata sedikitpun saat materi tersebut diberikan.

Agar mereka semua tahu,agar mereka semua paham bahwa hidup tidak hanya untuk membesarkan perut sendiri sampai buncit seperti sinterclass. Sinterclass saja sangat baik kenapa koruptor jahat yaa (*loh apa hubungannya yah, hehe).

Mulailah kehidupan sosial tersebut dari lingkungan kecil berupa KELUARGA. Temen temen akan banyak mendapatkan pelajaran disitu, karena kita berkecimpung dengan orang orang dari keluarga sendiri. Sehingga tak perlu merasa malu, canggung, dan sebagainya. Jika kita berhasil di keluarga tersebut, kita lanjutkan di lingkungan sekitar, yaitu TETANGGA. Jika sudah dapat Sertifikasi Sosialisasi Tetangga, kita lanjutkan di daerah sekitar, kemudian, kota, propinsi,dan Negara.

Kriteria yang bagaimanakah seseorang bisa dicap LULUS dan bisa melanjutkan ke tingkat selanjutnya ??

Heem ,, pertanyaan sulit kelihatannya, hehe. But menurutku pribadi, seseorang bisa dikatakan LULUS bisa dilihat dari tingkah laku orang – orang yang telah kita ajak bersosialisasi. Peribahasa mengatakan TINGKAH LAKU ANAK BUAH ADALAH CERMIN DARI TINGKAH LAKU ATASANNYA.

Sepertinya pribahasa diatas bisa digunakan dalam case seperti ini, jika tetangga baik dengan kita, 80% dia merasa bahwa kita telah baik dengan dia. Disamping itu bisakah kita mengendalikan diri sendiri atas primary kita terhadap kebutuhan diri sendiri dan orang laen. Kerjasama antar orang pun tak lupa, sehingga tujuan bisa tercapai dengan sempurna. Mungkin beberapa hal tersebut bisa mewakili jawaban dari pertanyaan di atas. Silahkan jika ada yang ingin menambahkan, hehehe.

Heem mungkin itu dulu yang aku sampaikan dalam tugas kedua ini, semoga setiap orang bisa benar benar memahami atas kepentingan hidup bermasyarakat, yakni di pupuk dari masing masing individu, keluarga, dan masyarakat.

Leave a comment