Biasa tapi Sangat Istimewa (trip to cibodas, puncak, west java)

4 Oct

Week end kali ini, tepatnya tanggal 3 – 4 Oktober 2010, aku dan temen – temen kembali camping ke puncak Cibodas daerah Bogor. Kali ini lebih siap dari yang sebelumnya, baik dari segi transportasi, alat – alat yang perlu digunakan. Walau terkesan dadakan karena meskipun sebenarnya rencana sudah di susun sejak awal (sebelum hari Raya Idul Fitri), tapi rencana ini sempat surup karena suatu musibah yang menimpa salah satu dari temen kami. Yah Alhamdulillah akhirnya terlaksana juga dan lumayan seru juga karena memang temen – temen yang kesana juga berbeda dari pemberangkatan sebelumnya, hanya satu teman yang sama denganku (ikut camping yang dulu dan sekarang).

Pemberangkatan kami bagi menjadi 2 group, hal ini dikarenakan karena ada temen – temen yang masih kuliah pada hari sabtu (termasuk aku). Group pertama dengan Jumlahnya 5 anak berangkat siang hari, fungsinya mencari jalan pintas dan murah pastinya untuk mencapai puncak Cibodas (pemberangkatan melalui rute yang berbeda dari camping yang pertama). Fungsi laennya membangun tenda untuk kami bermalam nantinya. Sementara aku, berangkat dengan 2 temenku yang laennya sekitar jam 9 malem dari depok.

Karena sudah mendapatkan intruksi dari Group pertama, dengan sigap kami berpindah pindah angkutan umum mulai dari naek KRL, angkutan umum hingga bison yang hanya bisa mengantar kami sampai pertigaan ciayam. Karena interuksi yang kami terima kurang lengkap ditambah keterbatasan pengetahuan kami, akibatnya dari pertigaan ciayam tersebut tak ada satupun angkutan umum yang bisa mengangkut kami sampai puncak karena sudah kemalaman. Tiba di pertigaan ciayam kira kira jam 1 malem, sedangkan angkutan umum terakhir hanya sampai jam 12 malem. Menurut info sebelumnya, angkutan di daerah tersebut bisa 24 jam, memang benar sampai 24 jam biasanya tapi khusus untuk hari liburan ternyata, hufh ..

Tanpa pikir panjang kami bertiga berjalan mendaki jalanan yang semakin jaoh bukannya semakin rendah agar tak capek, tapi malah sebaliknya, jalanan tersebut meninggi. Hahahah jelaaaas !! namanya pergi kepuncak itu ke atas, kalo ke bawah itu ke pantai namanya, wkwkwkw. Awalnya aku kira dekat, karena pemberangkatan awal dulu tak sampai 10 menit sudah sampai, mangkanya aku tak pikir panjang mengajak kedua temenku untuk berjalan. Dengan PD nya Aku menolak bantuan dari group 1 untuk mencarikan kendaraan buat menjemput kami.

Keyakinan itu mulai runtuh setelah setengah jam berjalan sudah berjalan ternyata tak ada tanda – tanda dekatnya puncak cibodas. Di waktu yang bersamaan, terdapat kami bertemu pada seseorang yang sedang membawa papan sebesar Buku Paket yang bertulisakan “Vila”, heeem rupanya orang tersebut sedang menjajakan vila sebagai penginapan. Bertanyalah pada orang tersebut, “Pak dari sini ke puncak cibodas kurang berapa km lagi Pak ?” , dengan polosnya Bapak tersebut menjawab “ki dieu ka puncak kurang lebih opat deui” sambil membuka empat jarinya. Buset kagak ngerti aku bahasa sunda, cuman aku bisalah menangkap maksutnya walaupun samar – samar, mungkin intinya kurang 4km (karena jari tangannya ada 4 waktu beliau bicara tadi). “Hatur nuwon kang ..” sok sok’an aku jawab dengan bahasa sunda, yaaah biyar terlihat akrab laah, hehehehe.

Hufh .. ternyata masih jaoh perjalanan kami, karena aku juga gak tega melihat salah satu temenku yang perempuan dan bisa dibilang “subur”(gendut) badannya jika melanjutkan dengan jalan kaki, disamping itu juga aku takut kalau terjadi apa apa di jalan karena dia perempuan meskipun sudah kusuruh untuk memakai 2 jaket tebal dan menyematkannya topi pada kepalanya agar terlihat laki laki.  akirnya dengan menurunkan sedikit harga diriku, aku meminta tolong pada group 1 untuk mencarikan kendaraan (*padahal tadi menolak untuk menerima bantuan, wkwkwkw). Untungnya setelah selang 15 menit, mereka mendapatkan pinjaman motor para pendaki laen. Alhamdulillah, tak memerlukan waktu lama dan sedikit tenaga kami sampai pada tenda yang telah didirikan oleh temen temen group pertama. Seperti inilah wajah kami setelah menmpuh perjalanan panjang dimalam hari.

Image and video hosting by TinyPic
masih tampak sehat sehat (hehe)

Yaah seperti biasa, bukan malah istirahat malah foto – foto GJ (*maklum pada narsis semua, hehe) sampai akirnya kami semua tertidur karena sudah mau pagi. Baru menutup mata eh malah alarm HP nyala menandakan sudah jam 5, maklum alarm hp tiap hari lupa matiin, hehe. Akhirnya pada bangun semua, ga bisa tidur lagi karena sangat dingin. Dengan gemetar seluruh badan, kami memberanikan diri untuk mengambil aer wudhlu dan shalat bersama. Setelah ituu kita lanjutkan lagi sesi pemotretan (*gubrak .. !! camping apa hunting foto yaah, hahaha) sampai puaaas !!

Berikut yang ingin melihat foto GJ kami , wkwkwkw

Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic

Hahaha hujaaan turun begitu lebatnya ,, meskipun dingin, kami nekat untuk bermaen hujan + membereskan tenda, karena memang waktu sudah sore juga, jadi sekalian untuk beres beres pulang. Setelah semua sudah membersihkan diri dengan aer es buatan cibodas (*sumpah dingin banget !!), saatnya untuk membeli oleh oleh makanan ringan khas cibodas, dan menghangatkan badan dengan makan bakso.

Makan bakso menjadi hal yang sangat aku tunggu- tunggu dari awal pemberangkatanku ke puncak cibodas. Disamping refreshing karena tebalnya asap di Jakarta yang masuk ke paru – paru kami tiap hari, aku juga menunggu moment makan bakso sebelum kembali mendengar suara mesin dan klakson mobil, motor  akibat macetnya kendaraan di Ibu kota Negara. Hal apa yang membuatku sangat istimewa ?

Yeaah ..! anak penjual bakso di cibodas. Dia menjadi salah satu idolaku setelah setahun yang lalu aku bertemu dengannya. Sebenernya dia biasa saja secara fisik, yaah sama lah dengan anak anak yang laennya.

Tapi tingkah lakunya membuatnya sangat istimewa ..

Dia memakai kerudung, tapi bukan itu yang membuatku sangat “sungkan” jika bertemu dengannya. Hal yang sangat membuatku takjub adalah CARA DIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN SIKAPNYA atas apa yang dia kenakan(kerudung). Bukan seperti kebanyakan wanita sekarang (meskipun tak semuanya).

Ketika dia bertemu dengan seorang laki – laki manapun, dia sama sekali tak berani melihat mata laki laki yang diajaknya bicara, jangankan mata memandang wajahpun tak berani, dia hanya menunduk malu, seolah sangat menghormati semua laki laki yang dia temui. Pandangannya hanya sepadan dadaku ketika aku ingin membayar bakso yang telah aku pesan, dia juga melakukan hal yang sama ketika temen – temenku membayar bakso.

Dia letakkan makanan pesanan kami diatas meja dengan sangat hati – hati dan sangat sopan. Tingkah lakunya memaksaku untuk berbuat sopan terhadapnya, menghormatinya. Dingin yang kurasakan akibat hujan – hujan bersama teman teman hilang ketika kumelihatnya. Yaaah seperti itulah dia, setelah semua selesai membayar, kami melanjutkan perjalanan karena sudah larut sore.

Semoga masih banyak para prempuan seperti dia di zaman sekarang, ketahuilah ,, seorang laki laki akan menaruh hormat dan sangat manyanjungmu ketika kau bersikap seperti itu.

6 Responses to “Biasa tapi Sangat Istimewa (trip to cibodas, puncak, west java)”

  1. pipitembem23 October 5, 2010 at 4:37 am #

    hahaaa ternyata mberat2i ke puncak gara2 baksonya y? ckckck kmrin aq jalan ke waterboom depok makan bakso tenis jg.. ntar kapan2 kesana.. 😀

    • MeaN October 5, 2010 at 4:53 am #

      woo mbelingan ..
      ituu kan tujuan laenku sama anak anak ..
      😀

      he’eh ..
      kasi tau tempatnya yaa ..
      tenang tak bawakan camera ..
      aaku tau kau narsis .
      😀
      pisss ..

  2. hellgalicious October 5, 2010 at 5:01 am #

    jadi ceritanya lo cuma pengen ketemu sama anak penjual bakso yang asoy itu?
    ckckck

    niat bener dah ni anak

    • MeaN October 5, 2010 at 5:13 am #

      Laa Laa Laa .
      anta salah fahaaam .
      ane cuman pengen refreshing .
      hehehe
      laen kali ikut dunk ga ..
      byar ada fotomu di tulisannku ntar ..
      hehehe

  3. Ravi Vendra Rishika October 5, 2010 at 8:11 am #

    Hemmm…kangen juga rek ma gadis berjilbab penjual bakso itu, kapan2 mrono maneh, Sat. pengen ngelihat wajah kalemnya, xixixii…

    yang jadi poin tersendiri tuch, kata-kata –> “CARA DIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN SIKAPNYA atas apa yang dia kenakan(kerudung)”, hemmm… that’s absolutely right, bro…

    • MeaN October 6, 2010 at 8:44 am #

      hahaha.
      he’eh.
      emang seperti itu kan tingkahlakunya .
      idola kita semua, wkwkw *lebay
      pas kita longgar kita mbolang lageee .
      ohohoho

Leave a comment