Archive | my experience life RSS feed for this section

ini arena, malam, mimpi, semangat, tekat SYNDICATE 15 !!!

22 Oct

[part 1]

We are the champions – my friends
And we’ll keep on fighting – till the end –
We are the champions –
We are the champions
No time for losers
‘Cause we are the champions – of the world –

 Kupejamkan mata dengan memutar lagu itu beribu – ribu kali, dan setiap detik yang kulalui dengan kalian terpampang jelas di ingatanku.

Teriakan – teriakan itu,

Emosi yang tak tergambar,

Semangat juang kalian yang tak pernah luntur dari pagi hingga malam,

Dukungan yang tak pernah kalian hentikan walau hanya sedetik,

Suara serak mulai habis yang kalian paksa seoalah hanya ingin menyampaikan kalimat “jangan pernah meredupkan semangat kalian, saya tahu kalian bisa melakukannya, kalian bisa !!” buat semua punggawa yang sedang berada di lapangan.

Gebukan – gebukan balon tabung dan bekas aqua botol seliter yang mewakili perjuangan kalian dari tribun.

Kemarahan kalian yang sontak keluar secara bersamaan karena kalian tak mau punggawa kalian disentuh atau bahkan tersakiti sedikitpun oleh lawan.

Berbondong –bondong ke mushola untuk berjamaah dan berdoa agar semua berjalan dengan mudah dan kami mendapatkan kemenangan di setiap pertandingan.

Somai + jus penyangga lapar karena takut “suduk’en” jika makan nasi.

kalian dari mana ?? PONDOK INDAH, haah haaah haaaaah !!!!” kalimat lelucon yang berkali kali keluar untuk menutupi rasa gugup kalian ketika melihat punggawa sedang bermain.

Dan semua memory indah yang kalian buat dengan alami kemarin sabtu tgl 20 Oct 2012.

Keinginan yang selalu kucatat dalam benakku pribadi :

Mulai dari ingin memakai kostum kuda hitam yang mau tak mau harus lolos dari babak kualifikasi karena vendor kostum yang terlapauu “pengkooo”.

Kemudian keinginan mengutarakan syndicate 15 bisa bisa bisa yang dikomandoi cak frenk hingga sore menjelang malam.

Keinginan menghabiskan suara para pendukung fanatic syndicate hingga malam.

Serta keinginan membawa pulang 3 piala.

Dan …. Kalian mengabulkan semua keinginan pribadiku … semuanya tanpa kecuali …..

Beban berat yang berada dipundak terasa hilang dan sangat ringan karena teriakan kalian ..

Waktu yang hanya menyisahkan 5 menit seolah berubah menjadi 20 menit karena dukungan kalian sehingga membuat tenang para punggawa syndicate ..

Tak henti hentinya mengutarakan “ISO IKI REEEEK !!!! GANOK SENG GA ISO !!!”.

TAK ADA IMBALAN YANG PAS UNTUK MEMBAYAR SUARA, DUKUNGAN, KERINGAT, SOLIDARITAS, KEKOMPAKAN SELAIN KEMENANGAN SIAPAPUN LAWANNYA.

Dari semua itu apakah dibenak kalian sempat terpikir dan merasa bahwa kalian

SANGAT LUAR BIASA ??????

Apakah kalian sadar bahwa

KALIAN SEMUA SANGAT LUAR BIASA ??????

Hahaha

KALIAN SANGAT LUAR BIASA …. Dan memang SELALU LUAR BIASA !!!!

aku sangat mencintai keluargaku, syndicate 15 … 🙂

Ke’unikan’mu melumpuhkan melumpuhkan semua organ tubuhku

11 Jan

Entah akan menjadi suatu tradisi atau tidak, yang jelas idul adha tahun kemarin aku juga sengaja untuk shalat di masjid luar daerah (bukan di masjid dekat tempat tinggal) yang menurutku berbeda. Tahun kemarin aku shalat ied di Kubah Emas (Masjid Dian Al Mahri). Nah untuk tahun ini jatuh pada Masjid Al Irsyad Kota Baru Parahyangan, Padalarang, kab.Bandung Barat. Sebuah bangunan dengan design modern dengan segala pernika yang masing – masing mempunyai filosofi dan manfaatnya. Bagaimana tidak, dari jauh melihat Masjid ini sudah terlihat berbeda dengan Masjid yang lain. Suatu Masjid identik dengan kubah, namun pada Masjid ini tak terlihat kubah sama sekali, bahkan bangunan ini terkesan “kotak” dalam pembuatan segala sisinya. Namun identik “kotak” justru tak mengurangi sedikitpun kesan ‘kemegahan’ dari suatu masjid, justru sebaliknya, Masjid ini terlihat sangat megah dan gagah. Kesan itu terungkap karena :

  • Masjid ini berada di tengah – tengah tanah lapang yang sangat sejuk.
  • Bangunan ini memang benar – benar kotak dan berbeda dengan masjid yang lain.
  • Dinding penyanggahnya tak sepenuhnya tertutup, namun ada dibagian tertentu yang sengaja di buat ‘lobang’, sehingga ketika dilihat dari jauh, lobang – lobang itu dengan kompaknya membentuk lafat Allah yang berbunyi ‘lailahaillallah muhammadarrasulullah’. Disamping bentuknya yang indah, dinding itu juga berfungsi sebagai fentilasi sehingga jika kita shalat di dalamnya  akan terasa ‘adem’ yang ditimbulkan oleh oksigen dari ribuan tumbuhan disekitar Masjid itu. Perlu diketahui bahwa di masjid ini tak ada yang namanya AC (Air Conditioner).
  • Tempat Imam yang sengaja di buat terbuka, sehingga ketika shalat kita bisa melihat keadaan alam di depan Masjid ini dan itu menambah khusuknya shalat kita.
  • Adanya air disekitar tempat shalat Imam ditambah ikan – ikan kecil yang hidup di dalamnya melengkapi suasana teduh dan khusuk dari Masjid Al Irsyad.
  • Rangka besi menyerupai bola dengan lubang ukiran Allah di tengahnya berdiri gagah di tengah – tengah air tempat shalat Imam membuat suatu keAgungan tersendiri.
  • Ketika malam datang, cobalah melihat keatas di Masjid ini, Lampu gelamor dan sangat besar yang biasanya terdapat di Masjid – Masjid pada umumnya tak akan terlihat pada Masjid ini, namun lampu gelamor itu disulap menjadi 99 lampu berbentuk persegi sebesar buku tulis normal yang di ukir dengan Asma Allah di tengahnya.

Sudahkah anda terbayang ? bagaimana megahnya Masjid ini ? bagaimana jika anda shalat di dalam masjid ini??

Memang ku sadari bahwa gemetarnya badan ini tak se-gemetar saat sampai di Kubah Emas tahun lalu, namun tampaknya air mataku tak mempedulikan masalah itu, mereke berbondong – bondong keluar dari mata seolah ingin menyaksikan kemegahan Masjid ini. Degukan – degukan dari hati mulai mengiringi setiap tetes air yang dengan senangnya keluar dari mataku. Nafas terengah – engah seolah habis lari sepanjang lapangan seepak bola 7 kali. Tertunduklah kepalaku guna menengkan dan menetralkan kondisi organ badanku, mau tak mau harus menghentikan keinginan semua bagian tubuhku yang membrontak keluar, karena aku malu dengan teman – teman yang lain apabila mereka melihatku seperti ini.

Seperti biasa (tahun kemarin juga demikian), karena berangkatnya agak telat dan memang penginapan kami 5 km dari lokasi membuat kami kehilangan tempat untuk shalat di dalam Masjid Al irsyad yang normalnya dapat menampung 1500 umat. Untungnya panitia remas sudah menyediakan semacam billboard berukuran lumayan panjang untuk jama’ah yang tidak kebagian shalat di dalam. Namun keadaan itu tak mengecilkan hatiku, shalatku tetap teduh, tenang, khusuk(menurutku), yaa paling sambil meneteskan air mata karena kecilnya diriku di Mata Allah, dan atas semua perbuatan shalahku yang selama ini saya perbuat.

Sekejap shalat pun selesai, Karena hanya 2 rakaat, tapi hati ini masih ingin shalat di sini setidaknya tetap berada di sini sampai shalat tahajud tiba, namun tampaknya ke-egoisanku buyar karena hari itu rencana awalnya langsung balik ke Jakarta, karena besoknya kerjaan sudah menunggu dan tak bisa di tinggal terlalu lama. Sengaja aku tak beranjak dari tempat dudukku meskipun semua orang banyak yang berhamburan untuk kembali ke rumahnya masing – masing, dengan tujuan menunggu keadaan sepi, baru saya masuk ke dalam Masjid ini. Keadaan itupun datang, dengan semangat aku masuk ke dalam Masjid ini, betapa kagetnya bahkan sampai lemas semua badanku, ternyata keadaan di dalam sini lebih indah, lebih teduh, lebih damai, lebih khusuk, lebih  sejahtera, dari foto – foto mengenai masjid ini yang aku browsing sebelum berangkat ke sini. Sontak rasa kecawaku karena tak bisa shalat di dalam masjid ini langsung timbul, bagaimana jika tadi aku shalat ied di dalam masjid ini, mungkin aku akan merasa lebih dekat lagi dengan Allah.

Karena remas mengijinkan untuk mengambil foto, akhirnya aku minta teman teman mengeluarkan kamdig dari tas yang mereka bawa, syukur – syukur mengurangi rasa kecewaku karena tak bisa shalat di dalam sini. Di samping itu juga semagai document apabila sewaktu – waktu rindu terhadap Masjid ini.

Ucapan berjuta – juta terima kasih tanpa henti terhadap semua orang yang terlibat dalam pembuatan masjid ini, mulai dari designer, penyumbang dana, perawat masjid, sampai pada ikan – ikan yang bersedia hidup di kolam kecil sekitar imam, semoga dan pasti Allah melihat atas keterlibatan kalian yang dapat membuatku merasa lebih dekat dengan Allah, lebih khusuk dengan Allah. Tak hanya aku … Semua orang merasakan hal yang sama, begitu banyak pahala yang akan anda – anda dapatkan atas rasa itu.

Semoga air Masjid ini masih sudi menyucikan badanku lain kali.

Semoga sajadahnya masih bersedia menemaniku menemui Allah lain kali.

Dan air mataku selalu bertanya, “kapan aku berbondong – bondong keluar untuk menyaksikan kemegahan Masjid ini ?”. Mulutku hanya menjawab dengan senyuman paling sopan yang dia punya.

secarik kertas tentangmu .. Kubah Emas (MASJID DIAN AL MAHRI)

29 Nov

subhanallah . . . tak henti – hentinya kata kata itu aku ucapkan di hati paling dalam di tengah keramaian candaan temen temen yang sama sekali tak kudengar meskipun mereka(temen – temen) berada di sampingku. Merasa sangat kecil badanku di keramain kebanyakan baju putih yang seliweran di sekitarku. Air mata ini tanpa sadar menetes tanpa menunggu perintah dari sang “bos” (otak) yang saat itu hanya memerintahkan mata terbelalak, melotot, tanpa kedip tak peduli jika mata punya capek melihat semua yang ada di depan mataku.

“ampuni aku ya Allah atas semua salahku” mulut ini komat kamit tanpa sadar. lumpuh seakan tulang tulang yang melekat di tubuhku ketika turun di taxi blue ****. Tanpa melanjutkan ketakjubanku atas bangunan Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid, aku mengambil langkah lebih cepat dengan temen – temen untuk mengambil wudlu, karena memang kami tergolong sangat telat(untung belum dimulai shalatnya meskipun khutbah sudah berkali kali berkumandang di telingaku dari tadi) dalam mengikuti shalat ied waktu itu.

Mataku clingak clinguk mencari tempat yang kosong, kemudian berenti di ruangan agak menurun kebawah yang tak ada orang, penasaran dengan ruang itu, aku mendekat. Sebuah papan hijau sebesar buku diktat berada samping sebelum menuruni tangga ruang itu, setelah aku tamat tamatkan, papan itu jelas bertulisakan  “Penitipan Sandal / Sepatu”,  “dasar !! pantesan ga ada orang” gerutuku dalam hati, karena di luar sudah tak ada tempat, aku mengajak temen temenku(ravi , eky) untuk shalat di ruangan itu.

Deeeeg ..!! kaget melihat sosok pocong di tengah tengah bangunan kotak kotak sepatu, hahaha ternyata petugas titipan sepatu yang sedang memakai mukenah putih. Dengan cepat aku mengatakan “Bu .. kami minta maaf sebelumnya, kami bermaksut shalat ied di sini karena tempat di luar sana sudah penuh, kami telat bu” . Tanpa menjawab sepatah katapun petugas itu pergi ke dalam, aku bingung karena setahuku orang yang sudah wudlu memang tidak boleh bersentuhan dengan kulit laki laki, tapi apakah bicara juga dilarang? mencoba mengingat ingat pelajaran Sekolah Dasar Bab Shalat 5 Waktu kelas 3 tapi gagal karena memang tak ada aturan seperti itu.

Selang 45 detik petugas itu nampak dengan membawa kain hijau sepertinya sajadah dan menyodorkan kepada kami, “silahkan . .” sambil tersenyum. Pikiran bodohku hilang seketika karena reflek menjawab “matur nuwon sanget”. Kemudian tanpa pikir panjang kami gelar ke-2 sajadah (1 bawa dari kos, 1 dipinjemi petugas yang ramah tadi) secara horizontal dengan anggapan bisa menampung ketiga badan kami yang tak pantas dibilang anak kecil.

shalat di masjid kubah emas meskipun di penitipan sepatunya berhasil membuatku gemetar dari setiap doa shalat yang aku panjatkan ke Allah. Sungguh merasa sangat kecil dihadapanmu ya Allah. Selang beberapa menit kemudian shalat selesai dilaksanakan, doa yang aku panjatkan berbeda seperti doa yang biasa aku ucapkan sehabis shalat. Ga tau kenapa, apakah aku merasa di situ adalah tempat yang sangat tepat dalam memanjatkan doa atau bagaimana, yang jelas sangat nyaman hatiku ketika shalat di situ.

Setelah shalat, kami segera menemui 2 temen perempuan yang salah satunya adalah penghuni hatiku setiap hari. Rasa ini semakin lengkap ketika melihat dia. Seperti byasa, anak jaman sekarang kalau gak foto ga puas, jadinya kami saling foto – foto mencari di tempat yang menurut kami pas (kelihatan kubah Mas nya). Aku juga foto dengan dia lhoo ,,!! hahaha sambil memanjatkan doa dalam hati (“Ya Allah, izikan kami (aku dengan wii) kembali ke sini dengan . . . . . . . ” amiiin.).

terasa beda shalat ied kali ini, disamping bisa shalat bareng wii, aku juga di beri kesempatan shalat di masjid Hj. Dian Djuriah Maimun Al Rasyid. 1 panjatan doa untuk beliau.

“kelak anda akan melihat balasan dari keikhlasanmu dalam membangun rumah Allah semegah ini, Beribu – Ribu orang mendoakan anda, dan aku termasuk didalamnya “

dejavu . . mengenang . .

24 Nov

dejavu dan mengenang, begitulah kira kira aku menggambarkan apa yang ada di dalam hatiku sejak pagi tadi. Hari ini karena ada keperluan untuk kerjaku, aku harus ke jakarta barat lagi, lebih tepatnya ke kantor yang lama (kantor pertamaku kerja). Yaa bisa ditebak aku pasti akan ketemu dengan temen temen lama, atasan – atasan lama, tempat tempat lama, semua keadaan ini (temen, suasana, bau, iklim, tempat) membuatku serasa dejavu pada keadaan 1 tahun yang lalu. Tak terasa hampir 1 tahun aku meninggalkan kantor lamaku.

Sayang . . disamping kegembiraan temen temen karyawan menyambut kedatanganku, tapi banyak juga temen temen yang sudah tak berkandang di perusahaan lamaku alias pindah. But over All, mereka semua mengingatkan suasana beberapa waktu lalu, dan aku seneng atas itu, karena aku pribadi tak pernah anggep mereka partner kerja, atau teman karyawan, ato apalah yang bisa ngebatasi bercandaan ‘konyol’, ‘GJ’ kami bersama, tapii aku anggep mereka keluarga, heem bisa di bilang keluarga jauh, sehingga kami bisa bercanda, sharing tanpa ada batasan ras, agama, status sosial, dll yang bisa membuat perselisian di antara kami.

Hahaha suasana Iedul Fitri melekat erat pada suasana pagi tadi ketika aku mulai bertemu dengan petugas keamanan di bagian paling depan kantor. “wadoo mas gimana kabarnya, gemukan dikit sepertinya” . . kata kata itu langsung melabrakku ketika aku baru tingak – tinguk melihat suasana kantor lamaku di ujung gerbang. “ouh pak, gimana kabarnya, wadoo lama tak jumpa . . iiya nih gemukan (gimana ga gemuk, orang masih dalam proses penggemukan badan yang diterapkan owii(panggilan sayangku pada istriku) kepadaku)” , “yauda Pak saya masuk duluan yah, masih boleh masuk kan ? soalnya ini juga uda telat, hehe assalamualaikum”.  Kata kata itu memisahkan pertemuanku dengan pak pengaman kantor. Sesampai di ruang kerja, langsung aku salamin tempat duduk paling depan sampai yang paling belakang untuk mewakili kata “sangat senang bertemu dengan kalian lagi” yang tak sempat (*malu lebih tepatnya) aku keluarkan dari mulutku pada mereka semua. Jadi kayak iedul Fitri pake salam salaman seluruh karyawan.

Disamping rasa senangku karena reuni sodara jauh, aku juga merasa malu pada para atasan atasan yang dulu aku pamitin sebelum aku keluar, “semoga ketemu lagi di laen waktu dan laen kesempatan yang pastinya dengan keadaan yang berbeda(aku sduah jadi orang sukses maksutnya)“. Telalu cepat Allah mempertemukanku dengan mereka semua karena aku masih belum jadi apa – apa, hanya nyengar – nyengir karena maluku sendiri ketika aku bertemu dengnan mereka sambil batin “Insya Allah waktu yang aku katakan dulu bukan sekarang ini yang dimaksut” (*mencoba menghibur sendiri). Yaah dari tadi pagi isinya cerita – cerita dengan mereka semua khususnya dengan mas sapu, orang yang bersedia mendidikku dari pertama aku masuk perusahaan itu. Sebenernya bukan suatu “ketersediaan” si, tapi suatu “keterpaksaan”, but apapun itu aku sangat berterima kasih sama beliau atas ilmu yang digelontorkan pada otak alotku.

Waktu berlalu begitu saja tanpa kami sadari, maklum lagi PKK kantor jadi ga terasa, wkwkwkw. Tepat jam 12 ketika aku melirik kekanan bawah monitorku, dengan sengaja aku membuka Gtalk yang dari tadi aku nyalakan, dan men-chat 2 sahabatku di perusahaan yang baru aku tinggal kemaren senin. “ayo maem, , ke baseman aa??” degnan cekatan kedua sahabatku menjawab “ayoo, iiya ke baseman” dan melanjutkan percakapan yang selalu kami ributkan ketika jam tepat pukul 12 siang (istirahat makan siang).  Kemudian sahabatku nyeletuk “jamput koen mean ancene.  . bikin aku termenung . .” in Indonesian mean’s “Lu emang dasar!! mean . . membuakku termenung”. Keadaan itu kontras melintas di hatiku dengan keadaan yang ada di kantor lamaku tadi pagi. “yah kita hanya bisa mengenang masa yang sudah berlalu”.  hehehe.

 

^^

Biasa tapi Sangat Istimewa (trip to cibodas, puncak, west java)

4 Oct

Week end kali ini, tepatnya tanggal 3 – 4 Oktober 2010, aku dan temen – temen kembali camping ke puncak Cibodas daerah Bogor. Kali ini lebih siap dari yang sebelumnya, baik dari segi transportasi, alat – alat yang perlu digunakan. Walau terkesan dadakan karena meskipun sebenarnya rencana sudah di susun sejak awal (sebelum hari Raya Idul Fitri), tapi rencana ini sempat surup karena suatu musibah yang menimpa salah satu dari temen kami. Yah Alhamdulillah akhirnya terlaksana juga dan lumayan seru juga karena memang temen – temen yang kesana juga berbeda dari pemberangkatan sebelumnya, hanya satu teman yang sama denganku (ikut camping yang dulu dan sekarang).

Pemberangkatan kami bagi menjadi 2 group, hal ini dikarenakan karena ada temen – temen yang masih kuliah pada hari sabtu (termasuk aku). Group pertama dengan Jumlahnya 5 anak berangkat siang hari, fungsinya mencari jalan pintas dan murah pastinya untuk mencapai puncak Cibodas (pemberangkatan melalui rute yang berbeda dari camping yang pertama). Fungsi laennya membangun tenda untuk kami bermalam nantinya. Sementara aku, berangkat dengan 2 temenku yang laennya sekitar jam 9 malem dari depok.

Karena sudah mendapatkan intruksi dari Group pertama, dengan sigap kami berpindah pindah angkutan umum mulai dari naek KRL, angkutan umum hingga bison yang hanya bisa mengantar kami sampai pertigaan ciayam. Karena interuksi yang kami terima kurang lengkap ditambah keterbatasan pengetahuan kami, akibatnya dari pertigaan ciayam tersebut tak ada satupun angkutan umum yang bisa mengangkut kami sampai puncak karena sudah kemalaman. Tiba di pertigaan ciayam kira kira jam 1 malem, sedangkan angkutan umum terakhir hanya sampai jam 12 malem. Menurut info sebelumnya, angkutan di daerah tersebut bisa 24 jam, memang benar sampai 24 jam biasanya tapi khusus untuk hari liburan ternyata, hufh ..

Tanpa pikir panjang kami bertiga berjalan mendaki jalanan yang semakin jaoh bukannya semakin rendah agar tak capek, tapi malah sebaliknya, jalanan tersebut meninggi. Hahahah jelaaaas !! namanya pergi kepuncak itu ke atas, kalo ke bawah itu ke pantai namanya, wkwkwkw. Awalnya aku kira dekat, karena pemberangkatan awal dulu tak sampai 10 menit sudah sampai, mangkanya aku tak pikir panjang mengajak kedua temenku untuk berjalan. Dengan PD nya Aku menolak bantuan dari group 1 untuk mencarikan kendaraan buat menjemput kami.

Keyakinan itu mulai runtuh setelah setengah jam berjalan sudah berjalan ternyata tak ada tanda – tanda dekatnya puncak cibodas. Di waktu yang bersamaan, terdapat kami bertemu pada seseorang yang sedang membawa papan sebesar Buku Paket yang bertulisakan “Vila”, heeem rupanya orang tersebut sedang menjajakan vila sebagai penginapan. Bertanyalah pada orang tersebut, “Pak dari sini ke puncak cibodas kurang berapa km lagi Pak ?” , dengan polosnya Bapak tersebut menjawab “ki dieu ka puncak kurang lebih opat deui” sambil membuka empat jarinya. Buset kagak ngerti aku bahasa sunda, cuman aku bisalah menangkap maksutnya walaupun samar – samar, mungkin intinya kurang 4km (karena jari tangannya ada 4 waktu beliau bicara tadi). “Hatur nuwon kang ..” sok sok’an aku jawab dengan bahasa sunda, yaaah biyar terlihat akrab laah, hehehehe.

Hufh .. ternyata masih jaoh perjalanan kami, karena aku juga gak tega melihat salah satu temenku yang perempuan dan bisa dibilang “subur”(gendut) badannya jika melanjutkan dengan jalan kaki, disamping itu juga aku takut kalau terjadi apa apa di jalan karena dia perempuan meskipun sudah kusuruh untuk memakai 2 jaket tebal dan menyematkannya topi pada kepalanya agar terlihat laki laki.  akirnya dengan menurunkan sedikit harga diriku, aku meminta tolong pada group 1 untuk mencarikan kendaraan (*padahal tadi menolak untuk menerima bantuan, wkwkwkw). Untungnya setelah selang 15 menit, mereka mendapatkan pinjaman motor para pendaki laen. Alhamdulillah, tak memerlukan waktu lama dan sedikit tenaga kami sampai pada tenda yang telah didirikan oleh temen temen group pertama. Seperti inilah wajah kami setelah menmpuh perjalanan panjang dimalam hari.

Image and video hosting by TinyPic
masih tampak sehat sehat (hehe)

Yaah seperti biasa, bukan malah istirahat malah foto – foto GJ (*maklum pada narsis semua, hehe) sampai akirnya kami semua tertidur karena sudah mau pagi. Baru menutup mata eh malah alarm HP nyala menandakan sudah jam 5, maklum alarm hp tiap hari lupa matiin, hehe. Akhirnya pada bangun semua, ga bisa tidur lagi karena sangat dingin. Dengan gemetar seluruh badan, kami memberanikan diri untuk mengambil aer wudhlu dan shalat bersama. Setelah ituu kita lanjutkan lagi sesi pemotretan (*gubrak .. !! camping apa hunting foto yaah, hahaha) sampai puaaas !!

Berikut yang ingin melihat foto GJ kami , wkwkwkw

Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic Image and video hosting by TinyPic

Hahaha hujaaan turun begitu lebatnya ,, meskipun dingin, kami nekat untuk bermaen hujan + membereskan tenda, karena memang waktu sudah sore juga, jadi sekalian untuk beres beres pulang. Setelah semua sudah membersihkan diri dengan aer es buatan cibodas (*sumpah dingin banget !!), saatnya untuk membeli oleh oleh makanan ringan khas cibodas, dan menghangatkan badan dengan makan bakso.

Makan bakso menjadi hal yang sangat aku tunggu- tunggu dari awal pemberangkatanku ke puncak cibodas. Disamping refreshing karena tebalnya asap di Jakarta yang masuk ke paru – paru kami tiap hari, aku juga menunggu moment makan bakso sebelum kembali mendengar suara mesin dan klakson mobil, motor  akibat macetnya kendaraan di Ibu kota Negara. Hal apa yang membuatku sangat istimewa ?

Yeaah ..! anak penjual bakso di cibodas. Dia menjadi salah satu idolaku setelah setahun yang lalu aku bertemu dengannya. Sebenernya dia biasa saja secara fisik, yaah sama lah dengan anak anak yang laennya.

Tapi tingkah lakunya membuatnya sangat istimewa ..

Dia memakai kerudung, tapi bukan itu yang membuatku sangat “sungkan” jika bertemu dengannya. Hal yang sangat membuatku takjub adalah CARA DIA MEMPERTANGGUNG JAWABKAN SIKAPNYA atas apa yang dia kenakan(kerudung). Bukan seperti kebanyakan wanita sekarang (meskipun tak semuanya).

Ketika dia bertemu dengan seorang laki – laki manapun, dia sama sekali tak berani melihat mata laki laki yang diajaknya bicara, jangankan mata memandang wajahpun tak berani, dia hanya menunduk malu, seolah sangat menghormati semua laki laki yang dia temui. Pandangannya hanya sepadan dadaku ketika aku ingin membayar bakso yang telah aku pesan, dia juga melakukan hal yang sama ketika temen – temenku membayar bakso.

Dia letakkan makanan pesanan kami diatas meja dengan sangat hati – hati dan sangat sopan. Tingkah lakunya memaksaku untuk berbuat sopan terhadapnya, menghormatinya. Dingin yang kurasakan akibat hujan – hujan bersama teman teman hilang ketika kumelihatnya. Yaaah seperti itulah dia, setelah semua selesai membayar, kami melanjutkan perjalanan karena sudah larut sore.

Semoga masih banyak para prempuan seperti dia di zaman sekarang, ketahuilah ,, seorang laki laki akan menaruh hormat dan sangat manyanjungmu ketika kau bersikap seperti itu.

Kesempuranaan Tekat Nyamuk

30 Sep

Sepotong cerita yang ku alami langsung pada akhir tahun 2009, bulan November atau desember lebih tepatnya. Kebetulan saat itu ada urusan ke kota Surabaya (sebelum berangkat ke Jakarta), aku berangkat naek kereta api waktu itu, dengan pertimbangan menghindari macet yang selalu terjadi di daerah porong, disamping itu juga tak terlalu panas, hehe. tet teeet ..!!! klakson kas kereta api terdengar keras ditelingaku, dengan sigap aku menoleh ke arah sumber suara sambil *mesem dan bergumam dalam hati “ini keretaku”. Dengan tangkas langsung aku memanjat naek kereta tersebut. Harus cepat agar dapet tempat duduk, “pengalamanku dulu ga boleh terulang lagi” pikirku, karena berdiri 3.5 jam lumayan buat otot kakiku keras serta kram ga bisa jalan selama 15 menit, hahaha. *Celingak – celinguk kepala ini dengan cepat mencari tempat duduk kosong, Alhamdulillah tak lama kemudian ada tempat duduk kosong yang bisa buat tempat naroh pantat, wkwkw, tak lama kemudian berangkatlah keretaku ini.

(selang setengah jam)

“mau kemana mas ??”. Dengan suara pelan dan sangat sopan menyapaku. Sontak mata ini tertuju pada keluarga kecil yang ada didepan tempat dudukku (tempat duduknya berhadapan). Terlihat seorang pria berumur 27an dengan tinggi kira kira 163 cm dan badan gempal disertai rambut keriting melebarkan mulutnya.

“saya mau ke Surabaya mas, turun di stasiun gubeng lebih tepatnya” refleks mulutku menjawabnya diakhiri dengan senyum kecut,

“mas nya sendiri mau kemana ??” tanyaku balik.

“Ouh, saya dan kelauargaku(sambil merangkul perempuan muda yang ada disampingnya) mau ke tempat neneknya (sambil melemparkan pandangan ke anak kecil yang dipangku oleh perempuan tadi)” , “kangen katanya mas, yaa karena emang sudah lama sii gak kerumah mertua” pria itu melanjutkan jawaban dari pertanyaanku.

“Kuliah mas di sana??” Tanya pria itu lagi.

“enggak mas, ada urusan, besok langsung ke Jakarta, hehehe”,

“namanya siapa mas ??” , “aku satria” sambil memanjangkan tanganku berharap disambut untuk bersalaman.

“agus mas . Ouh di jakarto tho tinggalnya, mangkanya kok keliatan beda, cara berpakaean, pokoknya beda lah mas”

Hehe senyum kecut kembali ku keluarkan karena emang gak ngerti ngomong apa, hahahaha. Tak disangka JAKARTA ternyata membuat percakapanku dengan keluarga kecil itu menjadi panjang (lebih tepatnya dengan mas agus saja, karena istri dan anaknya hanya mendengar sama sepertiku). Sebelum menikah mas agus pernah tinggal di Jakarta sekitar 1 tahunan didaerah ***** (sensored). Beliau bekerja sebagai kuli bangunan proyek borongan yang selalu berpindah pindah tempat karena memang melayani wilayah seluruh Indonesia. “Di Kalimatan pernah”,” Makassar”,” Blitar(kota asalnya), dll ..” begitu cerita beliau.

Sementara mas Agus cerita, aku hanya melihat pria ini, tanpa sadar “sreeeeng” hatiku deg degan dan bergumam “astogfirllah sedang berbicara pada siapa aku ini, tolong lindungi aku ya Allah”. Gumaman itu keluar dari hatiku ketika aku melihat banyak sekali bekas sayatan – sayatan benda tajam di kedua lengan tangannya, belum lagi di daerah telinganya melingkar bekas jahitan yang mengerikan. Pada saat yang bersamaan dia mengatakan kata – kata “pemabuk”, sontak aku kaget dan dari saat itu juga aku konsen dengan ceritanya (dari tadi sibuk ngeliatin badannya, hehehe). Dari detik itu kira kira seperti iniliah kisahnya:

Cerita itu berawal ketika beliau mendarat di tanah Kalimantan bersama 30 teman seperjuangan termasuk 2 sahabatnya. Saking kuatnya persahabatan mas agus dengan kedua temennya itu, sampai sampai mereka meletakkan gaji perharinya di kotak yang sama, berapapun nilai mereka meletakkan uang tiap harinya, itu tak jadi masalah buat mereka, yang jelas jatah mereka untuk makan perharinya sama, selebihnya mereka hanya berbekal saling percaya.

Tak terasa terkumpul banyak sekali tabungan mereka sehingga salah satu dari mereka menanyakan “uang sebanyak ini mau kita apakan ??”. Karena tak pernah memegang uang banyak sebelumnya, mereka mulai menyalahgunakan uang tersebut, otomatis kesepakatan awal pun dilupakan. Sampai akhirnya mereka mulai mengenal yang namanya minuman keras dan narkotika. Awalnya mereka hanya iseng iseng mencoba setelah mereka melihat orang memakai obat obatan tersebut di salah satu café di Kalimantan.

Tanpa mereka sadari, hari berikutnya mereka mencoba lagi dan akhirnya menjadi kebiasaan baru bagi ketiga orang tersebut. Tak perlu waktu lama, seketika uang tabungan tersebut ludes untuk membeli barang – barang itu dengan bandrol harga per gram nya yang mahal. Krisis keuangan mulai dialaminya, sementara mereka semakin ketagihan barang – barang terlarang itu. Dengan memperlihatkan kedua lengannya, mas agus berkata “seperti inilah akibatnya ketika seseorang ketagihan dengan obat obatan terlarang sedangkan orang tersebut tak bisa membelinya”. Kuciutkan lebar mataku karena aku tak berani melihatnya. Sampai proyek tersebut mereka bertiga masih hoby mengkonsumsi obat obatan terlarang itu.

Proyek di Kalimantan sudah selesai, mereka bertiga dan ke-27 temennya dipindah ke JAKARTA di daerah ***** (sensored). Perpindahan mereka ke Ibu Kota Negara tampaknya menjadi awal hancurnya persahabatan mereka. Mereka keluar dari kerjaannya sebagai kuli bangunan menjadi pengedar obat obatan terlarang. Sampai suatu ketika salah satu sahabat mas Agus terciduk polisi. Saat itu juga  mas Agus dan sisa sahabatnya pulang ke kota asalnya yaitu Blitar.

<kota kelahiran Bung Karno>

Sambil mengaca, Mas Agus menangis melihat kondisi tubuhnya yang kurus tak normal tersebut, sejak saat itulah Mas Agus berhenti memakai obat obatan, meskipun masih minum minuman keras (gubraak..!!), tapi setidaknya sudah setingkat lebih baik dari sebelumnya. Kata KaKa SLAK “Alon Alon Asal Kelakon” begitu celetuknya.

Keadaan sedikit lebih baek itu tak diikuti dengan sahabat semata wayangnya. Dia menolak ketika Mas Agus mengajak untuk bekerja halal. Dia lebih memilih mengedarkan obat obatan di tanah kelahiran Bung Karno tersebut. Sejak saat itu Mas Agus tak lagi menghubungi sahabatnya tersebut. Selang beberapa hari Mas Agus mendengar bahwa sahabatnya tersebut sudah tertangkap polisi di salah satu tempat di kota Blitar tersebut. Meneteslah aer mata Mas Agus di ikuti 2 botol minuman keras dipinggir jalan.

Selang beberapa menit kemudian melintaslah wanita di depan Mas Agus, dengan refleks mas agus godaen wanita itu “neng gelis mau kemana? Nikah sama akang yuu’ ..”

Tanpa dia sadari, wanita itu menjawab “aku mau menikah dengan akang kalau akang tak lagi minum minuman keras”, dan kemudian pergi dari hadapan mas Agus. Tak lama setelah wanita itu berlalu, pingsanlah Mas Agus. Ke’esokan hari setelah sadar, dia mencari wanita yang ia goda kamren malam. Berkat kebiasaan orang desa yang saling mengenal antar tetangga, antar desa, Mas Agus tak membutuhkan waktu lama untuk menemukan wanita tersebut.

Singkat cerita Mas Agus meminang wanita tersebut, rupanya malam itu adalah malam terakhir ia minum minuman keras. Ia sangat bersyukur atas apa yang telah terjadi padanya, dengan tersenyum diaberkata padaku “Tuhan telah tunjukkan pada mata kepalaku sendiri perbuatan yang haram beserta akibat dari perbuatan tersebut, Tuhan sangat sayang kepadaku karena aku tak sampai mengalami hal yang dialami para sahabatnya, bahkan Tuhan telah mengirim malaikat cantik yang sekarng duduk disebelahku, dan aku sangat cinta kepadanya”.

“Aku mulai dari awal hidupku, karena waktu itu aku sama sekali tak punya apa apa. Aku juga kadang bingung kenapa keluarga istriku memperbolehkan ketika aku melamarnya. Aku percaya ketika orang menginginkan sesuatu dan kemudian berusaha dengan giat, maka orang itu akan mendapatkan tujuannya”.

“meskipun beberapa kali gagal bekerja namun aku sama sekali tak putus asa, aku hanya minta pada Tuhan ‘aku tak ingin orang yang kau titipkan kepadaku kelaparan karenaku’ ”. Sedih juga aku mendengarkan ceritanya. Ketika aku sedang tenggelam dengan ceritanya, tiba tiba mas Agus menepuk lututku dan berkata “Mas satria tau apa yang membuatku tak putus asa waktu itu ??”. Aku hanya geleng – geleng tanda tak tau. Kemidian Mas Agus menyambung kata – katanya :

“Aku punya pepatah yang aku buat sendiri, semoga pepatah tersebut juga menjadi kata mutiara yang bisa mensupport diri mas satria sendiri”.

“Mass atria sudah kerja tooh meskipun masih muda … ”. “he’eh” sahutku.

“ketika mas satria bekerja jangan pernah lelah dengan kerjaan yang mas satria geluti, apalagi sampai putus asa”. “Mas Satria tahu yang namanya Nyamuk ??”. Dengan tersenyum aku mengangguk.

“Nyamuk itu  makanannya darah manusia kan ?. Cita – cita nyamuk itu tak muluk muluk seperti manusia, yang ingin jadi presiden lah, jadi ini lah , jadi itulah”.

“cita – cita nyamuk hanya sederhana MEREKA hanya ingin MAKAN ..!! sudah itu saja ,, sederhana bukaan ??”

“tapi yang perlu mas satria harus tau adalah, untuk mendapatkan cita cita itu, Nyamuk dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit, yaitu HIDUP atau MATI ”, “kemudian apa yang mas satria liat? Mereka sama sekali tak pedulikan itu, meskipun mereka tau bahwa temannya mati saat ingin menggigit manusia(misalnya) , mereka sama sekali tak mundur sedikitpun, mereka tetap mencari tempat laen dari badan manusia yang sekiranya tidak membuat mereka MATI ..!! begitu seterusnya .. tekat Nyamuk yang Sempurna

Deeeeeg ..!! tertegun aku mendengarnya, sungguh suatu pepatah yang sangat sempurna menurutku. Tak terasa tujuan mereka yaitu wonokromo sudah dekat, 3jam aku tenggelam didunia masa lalunya. Karena masih penasaran dengan satu hal, sebelum mereka meninggalkan kereta aku bertanya “trus jaitan di telinga Mas Agus itu kenapa ??” (gubraaak !!! lancang sekali pertanyaa’anku).

“Kenapa ?? kamu takut ya sama saya, hahaha saya orang baik insya Allah. Telingaku hampir putus ketika aku mengikuti kejuaraan pencaksilat nasional di Jogja sebulan setelah aku menikah dengan istriku”.

“Jangan lupa Nyamuk yang kuceritakan !! Berusalah seperti Nyamuk dalam mencapai semua cita citamu, jangan takut jangan ragu!  kamu akan mendapatkan DARAH tujuanmu,, SUKSES SELALU SATRIA !!”.

Aku hanya tebelolok melihat keluarga itu turun dari kereta dan bergumam “salute !! setelah menjadi pemabok dan pemakai narkotika sekarnag menjadi olahragawan”, sampai aku lupa mengucapkan salam. Tanpa pikir panjang ku keluarkan kepalaku dari jendela Kereta Api sambil melambaikan tangan seraya berteriak “TERIMA KASIH MAS AGUS ATAS CERITANYA !! AKU AKAN JADI NYAMUK YANG PALING TANGGUH. SEMOGA KITA BERTEMU LAGI, SAMPAI JUMPA DI LAEN WAKTU !!!”.

Keluarga kecil itu tersenyum sambil melambaikan tangan.

Disitulah seninya ketika kita naek kereta, terdapat banyak sekali manusia SUPER berkeliaran di dalamnya.

Demikian sepotong cerita ku kali ini ,, semoga bermanfaat bagi pembaca.

Uups hampir lupa, berikut penjelasan kata dengan indeks bintang (*) didepannya.

*Mesem –> tersenyum tanpa terlihat gigi.

*celingak – celinguk –> Menoleh ke kanan – ke kiri dengan cepat