Manusia dengan Kegelisahan, Keterasingan, Kesepian, dan Ketidakpastiannya.

26 May

Kegelisahan atau dapat diartikan dengan kecemasan atau selalu merasa kawatir pada diri sendiri terhadap suatu hal yang akan menimpanya. Kegelisahan ini dapat terlihat pada tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu. Contoh daripada kegelisahan seseorang adalah sebagai berikut :

  • Iri
  • Dendam
  • Benci
  • Phobia terhadap object tertentu (ex : ulat)
  • Gugup atau gagap, dll

Dari kesemua contoh tersebut, sebab dibalik itu semua adalah takut akan kehilangan hak – haknya. Hak yang dimaksud bisa bermacam – macam, contohnya hak untuk hidup terancam karena terjadinya bahaya banjir atau gempa bumi atau bencana – bencana alam lain. Contoh lain yang berhubungan langsung kepada orang lain adalah gelisah akan ancaman seseorang yang tak dikenal, dll.

Kemudian, apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi akan hal tersebut ? ‘tenang’, kata – kata itulah jawabannya. Karena dengan tenang kita bisa menguasai diri sendiri, dengan tenang kita bisa berpikir jernih dalam menghadapi suatu masalah, dengan tenang kita tidak ‘grusah- grusuh’ dalam mengambil keputusan ketika menghadapi masalah yang urgent. Pada intinya, kita bisa atasi rasa kegelisahan tersebut dengan semua hal yang membuat diri kita tenang sehingga dapat menguasai penuh diri sendiri. Jika orang muslim mengisyaratkan untuk wudlu dan shalat ketika gelisah melanda, jika kristiani mengatakan menyendirilah di gereja favoritmu sehingga kamu merasa tenang, dll.

Keterasingan atau secara umum bisa diartikan sebagai tersisih dari pegaulan,dll sejenisnya. Semua orang akan mengalami hal ini, entah karena sifat dasar dari manusia tersebut yang buruk sehingga tidak disukai kebanyakan orang, atau bahkan sebuah kebutuhan ketika orang sendang mengalami masalah besar dan ingin menyendiri. Bermacam – macam keadaan yang bisa membuat manusia memutuskan untuk mengasingkan diri sendiri.

Sebab – sebab dasar orang mengalami ‘perasingan’ sangat banyak, berikut contohnya :

  • Merasa akan kekurangan dirinya sehingga orang tersebut merasa tidak pantas berada di kelompok orang tertentu.
  • Kesalahan yang pernah seseorang lakukan sehingga orang tersebut tidak berani untuk kembali pada kelompoknya dahulu.
  • Sifat dasar seseorang yang tidak disukai oleh kebanyakan manusia pada umumnya, sifat – sifat tersebut adalah : sombong, angkuh, tak menghormati orang lain, dll.

Ketiga contoh tersebut adalah sedikit contoh dari sekian banyak contoh yang memungkinkan orang menjadi terasing. Sebenarnya tak perlu melakukan hal – hal seperti contoh diatas, karena cepat lambat manusia akan membutuhkan orang lain dalam hal apapun, kembali pada dasar hidup manusia yang saling membutuhkan (manusia sebagai mahluk sosial )untuk melanjutkan kehidupannya.

Kesepian bisa diartikan menyendiri karena seseorang itu tidak menyukai keramaian dan lebih nyaman untuk hidup sendiri. Kesepian ini sendiri bukan berarti tidak memerlukan orang lain, melainkan tidak mau terbuka terhadap orang lain, karena manusia dengan tipe ini sangat menjaga privacynya sehingga tidak mudah percaya atau bahkan sulit percaya terhadap orang lain.

Banyak penyebabnya mengapa orang memilih untuk ‘menyepi’ daripada bergaul dengan lingkungan sekitar, diantaranya adalah :

  • Sifat dasar seseorang yang merasa lebih nyaman sendiri daripada bergaul dengan lingkungan sekitar.
  • Sedang menghadapi masalah yang besar sehingga memerlukan untuk menyepi, dll.

Ketidakpastian atau bisa juga diartikan sebagai ketidaktentuan, ketidakjelasan. Timbul karena konsentrasi seseorang yang terganggu terhadap masalah yang dia hadapi sehingga tak bisa focus dalam berpikir. Sebenarnya dalam keadaan tidak konsestrasi pun manusia bisa mengambil keputusan, tapi memerlukan waktu yang lama untuk mencapai keputusan tersebut.

Kebanyakan orang pada umumnya, rasa ketidakpastian akan timbul karena mereka sendiri tidak yakin terhadap apa yang telah mereka lakukan terhadap sesuatu. Contoh paling sederhana adalah rasa ketidakpastian yang berada di benak anak SMP kelas 3 yang telah menyelesaikan UAN, ketidakpastian itu berupa 2 kemungkina berbalik arah, yaitu : lulus atau tidak. Karena anak tersebut tidak yakin akan hasil kerjaanya yang telah dia kerjakan pada saat menempuh ujian UAN karena hari sebelumnya tidak belajar misalnya.

Bagaimana cara mengatasi rasa ketidakpastian itu tidak berada di benak kita ?

Melakukan semua hal dengan batas paling akhir dari kemampuan kita, dan kemudian menyerahkan pada Sang Pencipta sebagai hasilnya.

Leave a comment